RSS

Bunga Mawar Untuk Senpai

Title : Bunga Mawar Untuk Senpai (先輩のためのバラ or Senpai no tame no bara)

Author : Sexy Yellow Duck

Cast : Sora Yamanaka, Aoyama Hide, Rei, Ryouta, dan Ibu

Disclaimer : I own this story, kalau mau pinjem tulisan plis kasih tau sumbernya. hehe.. sankyu :)

Genre : Teen Love

Rating : T

Summary : Sora menyukai seniornya, akankah ia berani menyatakan cintanya di hari kelulusan seniornya?

Sora berlari kecil di sekitar gedung aula sekolahnya, Sora terus menggenggam bunga mawar yang berjumlah 14. Matanya mencari-cari seseorang di tengah keramaian pesta kelulusan kelas 3 sekolahnya. Nafas Sora lama kelamaan terengah-engah, ini putaran kelimanya di sekitar aula. Ia sudah mencari ke dalam aula dan halaman luar sekolahnya tapi hasilnya nihil.


Sora berhenti di keran minum sekolahnya, ia minum tergesa-gesa. Ia tersedak dan akhirnya terduduk di dekat keran dan menyandarkan kepalanya pada tembok terdekat. Matanya terpejam dan pikirannya mengembara pada kejadian 1 tahun yang lalu.


Keadaan Sora waktu itu tidak beda jauh dengan sekarang,kelelahan. Bedanya dulu ia kelelahan karena abis mengikuti lari marathon angkatan, ia minum di keran minum dekat lapangan sekolahnya, badannya pegal-pegal. Tiba-tiba sebuah bola menghampirinya dan tak lama seorang laki-laki menghampirinya


“tolong ambilin bolanya dong!”


Sora berdiri dan memberikan bola pada laki-laki itu


“makasih” kata laki-laki itu ramah


Sora masih setengah sadar ketika dia menyadarai betapa menariknya lelaki tadi, ia segera mencuci mukanya dan berjalan menuju lapangan.


Sora langsung menemukan sosok lelaki tadi, ia bermain bola dengan bagus. Lelaki dengan nomer punggung 14, berambut pendek berwarna cokelat berkaus biru, bercelana putih. Sosok itu menggelitik pikiran Sora untuk beberapa saat, ia bertambah terbelalak ketika laki-laki itu berhasil mencetak goal dengan bicycle kicknya. Teman-temannya menghampirinya dan memeluknya sambil tertawa lebar. Sora terpaku di tempatnya dan hanya bisa memandangi laki-laki tadi, sampai akhirnya laki-laki itu berdiri kurang dari 20 cm di depan Sora, Sora hanya menahan nafas. Sore itu Sora pulang dengan mengingat laki-laki tadi yang paling ia suka adalah ketika laki-laki tadi rambutnya menari-nari karena tertiup angin, keringat yang menetes di wajahnya menambah kesan sporty. Sora menghela nafas bahagia.


Sora kaget setengah mati ketika ia menyadari sosok laki-laki itu di dalam kelasnya. Laki-laki itu ternyata sedang mengobrol dengan salah satu temannya,Ryouta. Mereka terlihat akrab, Sora hanya bisa memandangi dari mejanya, dan ketika laki-laki tadi keluar kelasnya ia segera menghampiri Ryouta.


“Ryou!” panggil Sora


“heeeh?” jawab Ryouta sambil menengok


“cowok tadi tuh siapa?”


“kenapa?”


“gapapa. Cuma tanya, aku ga pernah liat dia soalnya”


“hhmm.. dia seniorku di klub sepak bola”


“owwhh.. gitu. Pantes ga pernah liat. Siapa namanya?”


“hhmm.. Aoyama Senpai. Kenapa?”

“gapapa”


Sora segera kembali ke tempat duduknya

‘Aoyama Senpai, namanya’ batin Sora


Besoknya sora mulai mencari dimana kelas Aoyama Senpai, sayangnya ia harus mencari manual di absen sekolahnya karena ia tak mungkin menanyakan kelas Aoyama Senpai pada Ryouta, nanti ia dikira suka pada Aoyama, padahal kan memang kenyataannya begitu.


“Miyuuuuuu…” Sora kaget ketika sesorang tiba-tiba menabraknya dari belakang ketika ia sedang berjalan di koridor sambil melihat absen mencari nama Aoyama


“eh maaf yaa” kata gadis itu pada Sora, Sora hanya tersenyum dan kembali mencari di absen


“eh Miyu, nonton sepak bola yuk hari ini”


“dimana?”


“di lapangan kota, lagi ada kompetisi junior tau!”


“masa?”


“iya! Ayoo dong! Aoyama dari kelas 2-5 main tau!” kata gadis itu sambil tersenyum


“serius?”


Gadis tadi mengangguk

“mau aja sih tapi jam berapa?”


“jam 3”


“aaahhh.. hari ini aku ada les”


“aahh.. sayang banget! Cabut les aja”


“ga bisaa.. mamaku yang nganter”


Sora mendengarkan dengan seksama apa yang kedua gadis itu bicarakan, Sora langsung berlari menuju kelas, ia mencari absen kelas 2-5.

‘ketemu!’ gumamnya dalam hati


‘Aoyama Hide’ katanya lagi, ia segera melipat absen itu dan memasukannya ke buku diarinya. Ia teringat kata-kata gadis tadi kalau Aoyama akan bermain di lapangan kota, Sora berharap ia bisa menonton pertandingan itu juga, teringatlah ia pada Ryouta.


“Ryou!” panggil Sora

Kali ini Ryouta hanya menoleh


“hari ini ada pertandingan di lapangan kota?” tanya Sora


“iya”


“waahh~ seruu!”


“kenapa?”


“aku pengen nonton. Dimana aku bisa beli tiketnya?”


“eh? Tiket? Aku masih punya 1 sih, ini untuk si Inoe tapi tiba-tiba si bodoh itu membatalkan. Ini

buat kamu aja”


“eh serius?”

Ryouta hanya mengangguk


“makasih ya!” kata Sora sangat bahagia, rasanya Sora ingin memeluk Ryouta tapi niat itu ia urungkan karena ia hanya ingin memeluk Aoyama Senpai.


“halo, Ibu” Sora menelpon Ibunya


“ya?”


“ha-hari ini a-aku mau pulang sore, aku ma-mau nonton pertandingan bola di lapangan kota”


“hah? Sejak kapan kamu suka bola?”


“se-sejak hari ini. sudah ya bu. Dadah”


Sora menghela nafas dan segera keluar sekolah dan mencari angkutan menuju lapangan kota. Ini adalah pertama kalinya ia menonton pertandingan langsung.


Ia bertemu teman-teman sekolahnya yang lain yang membawa bendera dan panji-panji sekolah untuk mendukung sekolahnya. Ia segera mencari tempat duduk yang tertera di tiket.


Pertandingan pun dimulai,Sora sangat terpana melihat permainan Aoyama Senpai, umpan-umpannya yang akurat dapat merepotkan barisan pertahanan lawan, walaupun hari ini ia tidak mencetak gol tapi ia bermain sangat baik dan membawa sekolah Sora menang di putaran pertama ini.


Besoknya sepulang sekolah Sora langsung pergi menuju lapangan untuk melihat tim sepak bola sekolahnya latihan, ia duduk bersama teman-teman yang menonton latihan tim sekolahnya, mereka berteriak-teriak menyemangati kadang-kadang mereka bernyanyi. Untuk Sora ini adalah pertama kalinya ia menonton latihan sepak bola, ia disini tak lain dan tak bukan karena ingin melihat Aoyama Senpai.


Makin hari semakin banyak yang menonton latihan akhirnya di akhir minggu Sora mendengar perempuan-perempuan meneriaki nama Aoyama Senpai, ternyata Aoyama Senpai sangat terkenal di antara para siswa perempuan di sekolahnya, tapi kalau terkenal mengapa Sora baru mengetahui Aoyama sekarang??


Sora menghela nafas, kali ini Sora mengingat kejadian ketika ia datang di musim dingin ke sekolah hanya ingin melihat tim sepak bola sekolahnya latihan, tetapi ketika ia datang ke lapangan ternyata lapangannya kosong, tidak ada seorang pun disana. Sora duduk dan memandangi lapangan kosong, tiba-tiba sesorang menendang bola ke arah lapangan, Sora segera melihat ke arah tendangan bola. Aoyama Senpai yang menendang, Sora terpaku dan menunduk. Akhirnya Aoyama Senpai latihan sendirian dan hanya Sora yang menontonnya.


Besok-besoknya Sora kaget ketika ia dipanggil di kantin


“heh kamu!” panggil Aoyama Senpai


“eeeh.. iya kak. Ada apa?” tanya Sora


“kamu yang kemarin datang ke lapangan pas musim dingin itu kan?”


‘dheg’ Sora kaget ternyata Aoyama Senpai masih mengingatnya


“i-iya. Kenapa?”


“gapapa” kata Aoyama sambil tersenyum dan berlalu


Rasanya Sora ingin meleleh


Besok-besoknya Sora tidak pernah absen menonton latihan tim sepak bola sekolahnya latihan sampai akhirnya sekolah Sora menang kejuaran junior tingkat wilayahnya. Sora juga mulai tidak ketinggalan menonton pertandingan yang dilakukan oleh tim sepak bolanya.


Sampai-sampai ibu Sora sangat kaget ketika tau Sora menjadi penggemar sepak bola, Ibu Sora hanya bisa menggelengkan kepala ketika tahu Sora menghabiskan uangnya untuk menonton pertandingan tim sekolahnya.


Suatu hari di bulan Mei, ketika ulangan akhir semester diadakan. Mulai dari situ Sora menjadi jarang menonton latihan tim sepak bola sekolahnya, apalagi menonton pertandingan di lapangan kota. Secara otomatis pikiran tentang Aoyama Senpai teralihkan, sekarang ia hanya memikirkan sekolahnya, sampai suatu hari ketika ia pulang kehujanan, Aoyama Senpai mau berbagi payung sampai Sora akhirnya mendapatkan angkutan umum, “Sora adalah fans yang paling ia sering lihat” itulah alasan mengapa Aoyama ditanya, jelas saja dikenal Sora selalu duduk di bangku depan.


Kembali pada realita, Sora masih duduk bersandar tembok dan terus memandangi lapangan, lapangan dimana ia merasa jatuh cinta pada Aoyama Senpai, lapangan dimana ia hanya bisa memandangi Aoyama dari kejauhan, dan berharap suatu hari nanti Aoyama bisa tahu dan menyukainya.


Sora akhirnya berjalan lemas menuju halaman aula untuk bertemu teman-temannya. Ia melihat Ryouta bersama yang lainnya. Ia mungkin menyerah mencari Aoyama, tapi dalam hatinya masih menginginkan mencari Aoyama. Ia teringat kata-kata Rei ketika ia bilang ia menyukai Aoyama Senpai dan bingung mau gimana karena sebentar lagi Aoyama lulus, maka Rei menyarankan untuk memberikan bunga mawar untuk Aoyama karena memang bunga ketika kelulusan adalah hal yang tak terpisahkan. Maka dari itu disinilah Sora dengan keempatbelas bunga di tangannya.


“Rei!” panggil Sora


“hei! Gimana?”

Sora hanya menggeleng


“ya ampuunn.. kamu udah cari di semua tempat?”

Sora mengangguk


“yakin?”

Sora mengangguk lagi


“aku kenapa sih?! Ga harus ngasih bunga kan gapapa, lagian kalau dia udah tau aku suka terus kenapa? Kan siswa perempuan yang lain pun udah teriak-teriak” kata Sora sedih


“gak gitu, anggap aja kamu ngasih kenangan-kenangan terakhir untuk senpai”


“tapi..”


“dia pasti suka” kata Rei menghibur


“yaudah aku cari Aoyama lagi ya”


“yaudah! Semangaaaat yaaa~” kata Rei menyemangati


Sora berdiri dan berjalan menuju aula, ia mengingat-ingat tempat kesukaan Aoyama selain lapangan, tiba-tiba ia ingat satu tempat yang bisa memandang langit, tempat dimana biasanya Aoyama mencari inspirasi, Sora segera berlagi menuju atap gedung sekolahnya. Ia berlari walaupun nafasnya sudah terengah-engah.


“Aoyama Senpai!” teriaknya sambil membuka pintu


Dan disanalah seorang sosok berdiri menghadap aula, ia masih menggunakan jas lengkap, ditangannya tergenggap sebuah harmonika.


“ada apa?” tanya laki-laki itu santai


Nafas Sora masih memburu, Aoyama lalu mendekati Sora.


“suporter yang biasanya, ada apa?” tanya Aoyama ramah


“kenapa ga ada di aula?” tanya Sora


“oh itu, ga mau. Terlalu banyak orang, aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada sekolah ini dengan cara yang lain” kata Aoyama


“kalau kamu ada apa?” tanya Aoyama pada Sora


“eh-eh itu” Sora memandang bunga mawar yang dibawanya kelopaknya ada yang sudah lepas


Aoyama menaikan sebelah alisnya, Sora mengingat kata-kata Rei “kalau ga dicoba kan ga bakal tau”


Akhirnya Sora memberanikan diri setelah nafasnya membaik.


“Senpai ini ada bunga mawar”


“heeeh? Buat aku? Serius?”

Sora mengangguk


“makasih loh. Ini pertama kalinya aku dikasih bunga”

Sora tersenyum


“Aku suka sama Senpai” kata Sora tiba-tiba


“hah?”


“aku suka senpai dari pertama aku liat senpai, aku mau ngasih bunga ini jadi kenang-kenangan terakhir senpai di sekolah ini” kata Sora sambil menunduk


“makasih ya” kata Aoyama sambil memeluk Sora dari belakang


“doakan aku ya semoga bisa lolos seleksi beasiswa di universitas T” katanya lagi


Sora hanya bisa mengangguk, jantungnya berdetak kencang, Aoyama masih memeluknya.


“kenapa senpai ga turun? Banyak yang nyari senpai pasti.” tanya Sora di sebelah Aoyama


“kenapa ya? Abis aku masih mau disini sih, aku sedang mengingat-ingat kejadian ketika aku masih kelas 1 dan 2. Haha.. sangat menyenangkan, ga terasa sudah 3 tahun aku sekolah disini, padahal berasa baru kemarin aku mendaftar jadi anggota klub sepak bola, sekarang aku harus lanjut ke universitas, semuanya pasti beda” kata Aoyama sambil menerawang, Sora yakin kalau Aoyama merasa khawatir


“Senpai ga usah khawatir. Semuanya tetap sama, senpai Cuma harus terbiasa aja keadaan yang baru. Nanti juga senpai masih bisa main sepak bola kesukaan senpai kan?”


“iya” Aoyama tersenyum


“makasih ya.. ngomong-ngomong siapa namamu?”


“Sora Yamanaka” jawab Sora sambil tersenyum


“kalau gitu, yuk kita turun Sora!” ajak Aoyama


Aoyama menggandeng tangan Sora


“jangan khawatir lagi ya Senpai” bisik Sora, Aoyama tersenyum, mereka berdua turun menuju aula.


“Soraaaa…” panggil Rei


“ya?”


“udah ketemu sama sanpai?”

Sora hanya diam


“udah ketemu belum? Dia ada di aula tuh” kata Rei lagi


“udah kok”


“kapan?”


“tadi”


“terus, bunganya udah dikasih?”


“udah kok”


Sora lalu berjalan menuju kursi taman lalu duduk dan memjamkan matanya. Ia merasa sangat bersyukur bisa kenal dengan Aoyama Senpai dan berhasil menyatakan kekagumannya sebelum semuanya terlambat, ia bersyukur bahwa ia masih bisa melakukan sesuatu sebelum senpai benar-benar lulus.

SELESAI

Epilog


Sora dan teman-temannya berjalan pulang tiba-tiba seseorang memanggil Sora.


“Soraaaaa...”


Sora menoleh, disanalah Aoyama berlari kearahnya lalu tanpa banyak bicara ia memeluk Sora sambil mengangkatnya


Sora kaget dan hanya bisa terdiam


“ada apa?”


“kamu tau, aku keterima di universitas T” kata Aoyama sambil tersenyum haru


“waaahhh~ selamat ya” kata Sora ga kalah bahagia


“makasih ya Sora, makasih banget” Aoyama mendaratkan ciuman di kening Sora, semua orang yang melihatnya terbelalak kaget tapi tidak mengatakan apa-apa


“iya, sama-sama ya Senpai. Selamat berjuang di universitas ya! Tunggu aku disana!” kata Sora, Aoyama mengangguk


“aku pulang dulu ya,senpai. Dadah”


“oke. Makasih sekali lagi”


Aoyama dan Sora berpisah jalan, mereka saling tersenyum.


Rei hanya bisa memandang aneh kearah Sora.


“Sora.. kamuu..” kalimat Rei tidak diteruskan, ia melihat Sora menjawabnya hanya dnegan gelengan kepala.




Terinspirasi dari ‘Aoyama Hide-Kun’ yang jago main futsal, dan merasa sangat bersyukur karena bisa satu kelas walaupun jarak angkatannya lumayan jauh. Hehe.. suka banget waktu liat senpai rambutnya kena angin dan keringetan gara-gara main futsal. Makasih ya Tuhan udah ngasih kesempatan saya ketemu ‘Aoyama Hide-Kun’ walaupun ga akan kenal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BEST FRIEND IS BEST KISS

Title : Best Friend is Best Kiss

Author : Sexy Yellow Duck

Cast : Kathlen, Danny Messer, Don Flack, Kyo, dan Jo

Disclaimer : I own this story. Author hanya terinspirasi dari film CSI : NY. Nama-nama pemain sepenuhnya masih milik PH yang bikin CSI : NY, author cuma minjem. hehe

Genre : Hurt/Comfort, Romance

Rating : NC 15

Summary : Kathlen bersahabat dengan Danny, tiba-tiba muncul kembali mantannya yaitu Don. Akankah Kath kembali ke pelukan Don? atau ia malah menginginkan bersama Danny?

Warning : Terinspirasi dari CSI : NY. author suka bangeeeeet sama tokoh dua itu. heuheu.. let's read!

Kath menjauhkan tubuhnya dari meja komputer kantornya, kepalanya terasa berdenyut-denyut dan matanya terasa sakit, ia pun memijat-mijat ringan pelipisnya agar rasa sakitnya berkurang. ‘pukul 18.30’ gumamnya dalam hati, dia sudah bekerja terlalu keras hari ini. ia memandang deretan meja di ruangannya dan tidak menemukan satupun karyawan kantornya.


Kath berjalan cepat menuju stasiun kereta bawah tanah,walaupun jalanan belum terlalu sepi ia tetap berjalan cepat ‘gak lagi-lagi ketinggalan film desperate house wives’ katanya dalam hati, ia mengumpat keras ketika tersandung sepatunya sendiri ‘gara-gara Jo si bodoh itu! Aku harus lembur lagi hari ini’ makinya dalam hati pada Bos barunya, Kath terus berjalan menuju loket.


Ponsel di tas Kath berdering “hallo” katanya ramah,


“kemana aja kamu?” kata suara di seberang sana, “demi Tuhan! Aku baru pulang,Dan!” jawab Kath sambil duduk di depan TV “ada apa sih Dan?” Tanya Kath “besok temenin aku ke dept. store ya” ajak Danny,


“apa? Besok?”


“iya, kenapa?”


“besookk aku..”


“aku jemput di kantor kamu. Met malem, bye”


Danny mengakhiri percakapan


“Oh My.. “ teriak Kath sambil menghempaskan diri ke sofa


Pagi ini Kath duduk di kursinya dengan gelisah, ia terus memandangi jam tangannya


“something’s wrong?” Tanya seseorang di depan mejanya


“no.no. everything is alright” jawab Kath pada Jo yang dibalas dengan mengangguk.


Pukul 13.30 Danny benar-benar ada di depan kantornya.


“Hai!” sapa Danny


“hai!” jawab Kath


‘damn you Danny! Why you look so damn hot!’ gumam Kath dalam hati, ia memandangi sahabatnya yang mengenakan polo shirt biru muda dan celana jeans


“what?” Tanya Danny ketika ia menyadari Kath melihat ke arahnya terus


Kath hanya menggelengkan kepala ‘Kath! He’s your best friend’ umpat Kath dalam hati karena ia berpikiran jorok tentang sahabatnya.


Mereka menuju department store. “mau beli apa sih?” Tanya Kath sembari merapikan rambutnya dengan tangan


“ngambil bahan pesanan Mama” jawab Danny ringan


Kath memutar bola matanya.


Mereka melewati etalase toko perhiasan. Kath berhenti sebentar dan melihat cincin berlian. Ia menghela nafas, Danny hanya tersenyum melihatnya.


“Dan, aku pulang aja deh. Capek” kata Kath


“oookkaaayy! Call me when you need something” balas Danny sambil memeluk sahabatnya


“I’m okay” jawab Kath dengan tersenyum


“I’m 27 and still single” gumam Kath di depan laptopnya. Hari-harinya semakin memburuk karena tugasnya makin menumpuk sehingga dia jarang ngobrol lagi dengan Danny. Kath tidak pernah peduli dengan statusnya, ia selalu enjoy ketika punya atau tidak punya pacar, ia tidak peduli ia tidak akan menikah tapi entah mengapa setelah ia pergi dengan Danny hari itu,ia seperti menginginkan mempunyai keluarga.


Siang itu Kath pergi keluar untuk membeli kopi. Ia termenung memandangi kopinya yang mulai dingin. “normal ga sih umur segini masih sendiri?” tanyanya dalam hati sambil mengaduk-ngaduk kopinya.


“halo, boleh gabung?” Tanya seseorang. Kath menengadah


“yah,silahkan” jawabnya ringan sambil tersenyum, Kath terlalu sibuk memandangi brosur belanja murah sehingga dia tidak memperhatikan siapa yang ada di sampingnya


“btw, aku duluan yaa” kata Kath berpamitan pada pria di sebelahnya.


Malamnya Kath kedatangan tamu,Kyo-Chan teman satu kantornya. Kyo bercerita banyak tentang pacarnya, katanya Kyo sudah dilamar.


“kapan dong kamu?” Tanya Kyo setelah ceritanya selesai


“apa? Hahaha.. nanti tahun naga” jawab Kath


“yakin? Kita udah seharusnya nikah tau. Aku sih ga maksa kamu,aku Cuma mau ngingetin aja kalau perempuan kan butuh seorang yang melengkapi hidup kita. Apa lagi kalau reunian kan bisa dipake pamer juga. Hahaha” papar Kyo panjang kali lebar kali tinggi


Kath hanya mengangguk dan terus mengaduk-aduk es krimnya. Malam itu setelah Kyo pulang Kath merasa sangat tua dan memikirkan semua perkataan Kyo.


“kapan gw punya pacar? Kapan gw terakhir petting? Shit! Terakhir gw ciuman kapan?” Tanya Kath dalem hati. Lalu ia membuka album kenangan kuliahnya. Ia sadar ia hampir 4 tahun single, bukan berarti gak berhubungan sama sekali sama cowok tapi dia selalu gak serius. Kath ga pernah berpikir untuk serius satu kali pun karena dia selalu disibukan oleh kerjaan kantor, ia lebih memilih untuk one night stand atau sekedar kencan dengan cowok di café dan seminggu kemudian putus. Terakhir dia jadian ya samaaa.. Don. Sebenernya namanya itu Donald Flack tapi dia lebih suka memanggilnya Don.


“Don..” katanya dalam hati sambil membayangkan seperti apa Don sekarang. Ia masih ingat hari ketika mereka putus karena Don ingin serius di universitas, mereka pisah jalan. Padahal Don dan Kath adalah pasangan paling serasi di High School. ‘huuuffhh’ Kath menghela nafas panjang dan terus memikirkan Don malam itu.


Pagi ini Kath gak pengen bergerak kemana-mana ia Cuma pengen tidur-tiduran dan nonton DVD, tapi entah kenapa dia malah pergi ke kedai kopi langganannya hanya untuk minum segelas vanilla latte dan pancake. Dan disinalah dia, duduk di sudut kedai kopi sambil menikmati sarapannya dengan ditemani koran pagi, Kath sibuk mencari berita tentang krisis global dan berita sepak bola. Perhatiannya terpevah ketika ia mendengar seorang memanggil namanya


“Kath!”


Kath menengadah dan terbelalak kaget


“Don!” katany kaget, ia terdiam. Sapaan Don benar-benar membuat otak Kath berhenti bekerja, ia hanya terdiam


“boleh duduk?” Tanya Don


“oh iya,uumm.. silakan” jawab Kath terbata-bata, ia masih tidak percaya bahwa masih bisa bertemu dengan Don setelah 10 tahun terpisah


“apa kabar?” Tanya Don


“baik. Kamu?” kali ini otak Kath kembali normal karena ia sudah menrik nafas menenangkan diri


“sama” mereka lalu terdiam


“jadi, kamu kerja dimana?” Don membuka pembicaraan lagi


“uumm.. di majalah entertaimen. Kamu? ” jawab Kath sambil tersenyum


“uumm.. apa ya? Bisa dibilang cita-citaku tercapai. Hahahaha..” jawab Don bangga


“apa? Peneliti?” Tanya Kath memastikan


“no. aku detektif di NYPD” katanya


“waaaaahhhhh… selamat yaaa! Gimana ceritanya?”


“panjang. Aku masuk jurusan kriminologi dan ditawari masuk akademi polisi, karirnya mulus karena nilai aku bagus dan aku ada di daerah kecil, sekarang aku minta pindah ke NY. Jabatanku Detective First Grade” katanya bangga


Kath mengangguk-angguk dengan antusias


“kalau kamu gimana ceritanya?” Tanya Don


“uumm.. setelah masuk NY Collage jurusan komunikasi, aku magang di salah satu majalah remaja, lalu setelah lulus aku ngelamar di majalah entertaimen jadi reporter, lalu penulis kolom opini, lalu sekarang jadi editor junior” jawab Kath ga kalah bangga


“waaahh.. hebat! Kita harus ketemuan lagi. gak cukup kalau Cuma sekarang ketemunya” Don mengusulkan


“iya! Umm.. boleh”


“kamu rumahnya dimana?”


“tiga blok dari sini”


“okaayy.. kapan-kapan aku bisa main kan?”


“tentu-tentu”


“kalau gitu aku pergi dulu ya, ada urusan yang harus aku kerjain, btw boleh minta nomer HPnya supaya nanti kalau janjian bisa …”


“okay.. 1-145-657-8”


“bye Kath”


Senin siangnya Kath mencoba menghubungi Danny tapi sayang HP Danny ga bisa dihubungi.

Pukul 15.00 HP Kath berbunyi


“Hai Dan!” sapa Kath dengan cepat


“ada apa?”


“boleh cerita?” Tanya Kath excited


“uumm.. boleh, sekalian merayakan tuntasnya kasus” kata Danny


“okay, kedai kopi favorit kita ya!” usul Kath


“okay. 18.00 sharp”


“kay! Bye Dan”


Kath mengetuk-ngetuk jarinya di meja, ia tidak sabar bercerita banyak pada Danny tentang Don. Apa yang bakal Danny bilang ya kalau dia tahu Don ada di NY?! Kath tersenyum sendiri


“waaahh.. ada yang seneng nih” goda Kyo


“ahhh.. engga Kyo” kata Kath masih dengan wajah sumringah


Kyo menaikan alisnya


“serius!”


“apa Danny akhirnya ngelamar kamu?” goda Kyo lagi


“apa sih Kyo, ga lucu tau! Danny kan sahabatku, gak mungkin tauuu” jawab Kath sebal


“terus?”


“hihi.. aku abis ketemu mantan pacarku di High School”


“waahh.. kapan? Kok bisa?”


“kemarin sabtu, dia kerja di NY” jawab Kath bangga


“seerruu dong! Kalian udah ngobrol sampai mana?”


Kyo akhirnya menarik bangku saking tertariknya


“baru ngobrol sebentar, dia ada urusan sih” jawab Kath sedikit sedih


“oohh.. ampun deh! Semangat ya! Oia, kamu mau ketemuan ama Danny?”


“iya. Mau cerita banyak”


“sebaiknya kerjaan kamu cepet di kerjain soalnya Boss Jo lagi keliling tuh” Kyo mengingatkan


“okaaayy.. aku kerjain dulu ya Kyo!”


“iya!! Semangat yaaa Kath!”


Kyo pergi meninggalkan meja Kath


Sore itu pikiran Kath penuh dengan kenangan dengan Don, ia ingat sekali waktu Don menyatakan cinta, ia ingat kencan pertama mereka kemana, sampai-sampai Kath ingat waktu Don menciumnya di depan rumah Kath sepulang dari kencan mereka, ia masih bisa merasakan bibir Don yang lembut, sentuhan tangannya ke pipinya, rangkulannya ke pinggangnya, tangan Don yang dulu sudah terlihat berotot. Kath tersenyum sendirian, pikirannya mengembara ke masa-masa mereka masih pacaran. Don sekarang berubah walaupun ketampanannya sama sekali ga ada yang berubah, Don tetap tampan, mungkin sekarang dia makin berotot karena ia sekarang jadi detektif bagaimana dengan.. aahh! Damn!


“kenapa malah mikirin yang jorok-jorok sih?” umpat Kath dalam hati, walaupun ia sendiri ga rela pikiran itu pergi, ia tetap mengusir paksa fantasinya itu


18.05 Kath baru sampai di kedai kopi. Ia segera masuk dan mencari-cari sosok Danny yang berkacamata. Ia menemukannya di pojok ruangan, spot kesukaan Kath.


“Danny!” panggil Kath


“hay!” balas Danny


Mereka berdua berpelukan


“apa kabar?”


“ampun deh Kath, kita kan baru seminggu ga ketemu”


“10 hari tepatnya” koreksi Kath


“okay 10. Ayo cepat pesan”


Kath segera meminta Moccachino pada waiter, ia sangat ingat itu minuman favorit Don


“jadi, ada apa?” Tanya Danny


“eehh.. itu”


Kata-kata Kath terpotong karena ada seseorang yang memanggil Danny dan Kath ikut menengok


“Don!” kata Kath kaget


“hay Kath!”


“haha.. ini dia Kath! Don Flack!” kata Danny seperti orang memberi kejutan


“kalian kok.. bisaa..”


“tentu aja, kami kan satu kantor” kata Don


“iya. Don atasanku. Aku kan masih pekerja lab yang berpangkat sersan, sedangkan dia kan sudah detektif kelas satu” kata Danny sambil menyikut Don


“oh ayolah! Kamu hebat Dan! Abis ini kamu harus naik pangkat!” kata Don


“jadi, kamu mau cerita apa?” Dan kembali bertanya


“eh ituu.. gak jadi deh. Aku lupa” Kath bohong


“kalau gitu kita cerita sampai malam yaaahh..” ajak Don


“boleh” jawab Kath


Akhirnya pukul 22.00 mereka baru keluar kedai.


“bye Don dan Dan!” teriak Kath


“bye Kath” kata Danny


Besoknya Kath merasa sangat bersemangat, ia berangkat lebih pagi dan lebih banyak diam dan mengerjakan pekerjaannya karena ia tak mau menunda lagi pekerjaannya. Ia sangat senang, “kayaknya gw suka lagi deh sama Don” kata Kath dalam hati. Ia tersenyum sendiri memikirkan betapa tampannya Don kemarin dengan kemeja biru bergaris yang digulung lengannya sampai siku dan menggunakan celana panjang hitam, rambutnya tersisir rapi, rahangnya masih kokoh, laluu.. kulitnya yang makin seksi sehingga Kath ingin menyentuhnya, untung saja kemarin mereka bersalaman sehingga Kath masih bisa berfantasi sedikit dengan tangan Don.


“salad dan bubur kentang,please” pesanan Kath untuk makan siangnya


“halo cantik” sapa Don di sebelahnya


“Don!” Kath masih saja kaget dengan kedatangan Don


Hari ini Don menggunakan kemeja kuning gading dengan celana cokelat. Apapun yang ia pakai tetap saja terlihat tampan, apalagi senyumannya. Mereka akhirnya makan satu meja.


“btw Kath, minggu ini sibuk ga?” Tanya Don


“umm.. kenapa?”


“aku mau ngajak kamu main ke pameran komik”


“waahh.. kapan?”


“hari sabtu ini. bisa?”


“waahhh.. aku liat jadwal dulu ya. I’d love to,Don” kata Kath antusias sekali


“okay, hubungin aku aja ya nanti”


Kath mengangguk dan ia merasa sangat senang rasanya ia ingin berguling-guling dan menari berkeliling ruangan saking senangnya.


“Halo Don” sapa Kath di telepon


“oh hai, Kath”


“minggu ini aku kosong, aku bisa pergi sama kamu”


“bagus! Soalnya aku ga tau harus ajak siapa lagi selain kamu”


“makasih ya. Sampai ketemu besok sebtu. Bye Don”


Sabtunya mereka benar-benar pegi ke pameran komik. Don benar-benar menikmati, mereka berbelanja komik banyak.


“aaahhh… makasih ya,Don. Puas banget”


“sama-sama, asal kamu senang” jawab Don sambil senyum


Selama perjalanan pulang Don menggandeng tangan Kath, Kath kaget tapi tidak menolak.


“jadi, abis ini aku mau ke pub. Mau ikut?” ajak Don


“boleh” jawab Kath senang

Mereka tersenyum, dan segera naik taksi menuju pub yang diintruksikan Don pada supir taksi.


Keadaan klub tidak begitu ramai, Don masih menggenggam tangan Kath.


“kamu tau, aku masih suka kepikiran kamu, beruntung kita bisa ketemu lagi” kata Don tiba-tiba


“hahaha.. masa? Terus 10 tahun ini kamu kemana aja?”


“aku? Sibuk kuliah dan karier tapi akhirnya aku bersyukur bisa ketemu kamu lagi” kata Don sambil mengelus-elus pipi Kath


Untung saja ruangan itu temaran sehingga wajah merah Kath tidak terlihat, Kath meringsek ke pelukannya.


Don masih hangat seperti dulu, lengannya yang berotot merangkul Kath


“aku tau,aku salah pernah nyia-nyiain kamu” kata Don lagi


Kath tidak menjawab


“aku gak mau kehilangan kamu lagi, maafin aku ya” tambahnya lagi


Ia memandang ke arah Kath. Kath masih diam.


“say something” kata Don


‘sigh’ Kath menghela nafas, semuanya terlalu cepat bagi Kath, baru kemarin mereka bertemu, mereka makan bersama, sekarang Don meminta Kath untuk menjawab pertanyaan yang bahkan Kath sendiri ga tau pertanyaan apa yang harus dia jawab, Kath ga tau harus ngomong apa.


“Kath, kamu denger aku?” tanya Don


“iya”


“so?”


“so? Tentang apa?”


“ya ampuunn.. pendapat kamu!”


“uumm.. pendapat aku sih, aku ngerasa semuanya terlalu cepat. Kamu tahu, kita udah terlalu lama pisah. Aku Cuma..”


Perkataan Kath terpotong karena Don mendaratkan ciumannya ke bibir Kath. Kath agak canggung tapi ia tidak menolak. Seketika Kath ingat ciuman pertamanya dengan Don yang mereka lakukan di rumah Kath ketika Don mengerjakan PR bersama Kath. Kath ingat bibir Don ragu-ragu maju. ‘Struktur dan lembutnya masih sama’ batin Kath


Setelah selesai dengan ciuman tiba-tibanya Don tersenyum ke Kath.


“jadi?” tanya Don


“jadi.. “


“ayolaahh Kath!”


“hahaha.. iya Don! Janji jangan jadi anak konyol lagi ya” kata Kath dengan sayang


Don mengangguk dan mengecup kening Kath.


Kath merasa bersalah karena ia belum bercerita apa-apa dengan Danny. Ia selalu merasa bersalah kalau ingat tapi akhirnya ia memilih diam karena cepat atau lambat Danny pasti tau.


Malam ini Don akan menginap di apartemen Kath,mereka menghabiskan malam sabtu mereka sambil menonton DVD film romantis kesukaan mereka berdua.


“gimana pekerjaan kamu?” tanya Kath


“umm.. baik. Sudah selesai 1 kasus, sekarang 1 lagi masih proses” jawab Don yang memainkan tangan Kath, ia tiduran di pangkuan Kath.


“kamu satu tim dengan Danny?”


“iya”


“kerja sama kalian pasti baik”


“yup! Btw, you know, I miss you”


“what? Kita kan lagi ketemu” kata Kath sambil tertawa


“haha.. I know”


“I love you,Don” bisik Kath


Don bangun dari sofa dan memeluk Kath


“I love you too”


Don menarik Kath lebih dekat, Kath tersenyum. Don mendaratkan ciuman lembut. Kath memeluk lebih kencang, seakan gak mau kehilangan Don lagi. Bagian rahang Don terasa kasar di kulit Kath.


“bonjour!” sapa Don ketika Kath bangun


“hai!” Kath bangun lalu minum air putih yang disodrokan Don.


“kamu ga kerja?” Kath bertanya


“kerja kok. Nanti jam 11 aku berangkat. Kamu?”


“aku mau siap-siap mandi, jam 9 aku harus udah sampai kantor”


“okay, nanti kita keluarnya bareng ya” kata Don dengan ramah


Kath masih bersemangat berangkat ke kantor, Don mengantarnya sampai depan kantor.


“pagiiiiii…” sapa Kath pada semua teman-temnnya ketika ia mengambil jatah teh hijaunya.


“hai Kath!” kata Abbey


“udah denger cerita Kyo?” tanya Abbey lagi


“kenapa?”


“cerita dia jadi trending topic loh hari ini, nanti juga tau” kata Abbey


Kath menganggak bahunya, baru mau masuk ke ruang kantornya Kyo memanggil Kath dengan suara serak


“ya ampun Kyo..” kata Kath


Mata Kyo sembab, sepertinya ia menangis semalaman


“ayo ke kantin, aku mau cerita” ajak Kyo sambil menarik tangan Kath


“what?” aku ada tugas Kyo


“sori, janji deh abis kerjaan aku temenin kamu. Hari ini deadline tugasnya Boss Jo” Kath merasa ga berdaya dengan keadaannya


Kyo mengangguk dan ijin pergi ke pantry


Kath menggelengkan kepala, ia menghembuskan nafas panjang.


“padahal gw mau cerita tentang Don, dipending dulu deh. Liat Kyo kayak gitu ga tega” batin Kath


Setelah selesai mengerjakan review film ia segera ke kantin menemui Kyo. Kyo duduk sendirian dengan tisyu ditangannya.


“gimana Kyo?” tanya Kath


“feel better”


“ada apa?”


Kyo memeluk Kath, lalu ia bercerita pelan soal pacarnya yang hampir 1 minggu ga pulang ke apartemen mereka, pacar Kyo juga ga ngasih kabar apa-apa. Kyo bingung dan tadi pagi pacar Kyo bilang kalau mereka sebaiknya break dulu dengan alasan yang ga jelas.


“ya ampuuunn Kyo. Kamu mending nginep di tempatku dulu deh” kata Kath menawarkan


“kayaknya engga deh. Makasih ya”


Tiba-tiba ponsel Kath berdering. ‘Danny Messer’ itu yang tertulis di layarnya.


“hai Dan!”


“hai Kath. Makan siang bareng yuk di Yakiniku Q” ajak Danny to the point


“okay!”


‘ada apa ya kok Danny ngajak ketemuan mendadak gini?’ batin Kath


“kenapa Kath?” tanya Kyo


“engga kok. Danny ngajak makan siang bareng” jawab Kath sambil tersenyum


Kath menemukan Danny duduk di meja belakang restoran itu. Danny segera melambaikan tangan.


“hai” sapa Kath


“hai”


“ada apa sih? Kok ngajak makan mendadak gini?” tanya Kath


“kangen. Kita udah jarang ketemu”


“ampun deh. Manja banget!” kata Kath


“Don tadi abis dari rumah kamu?” tanya Danny tiba-tiba dengan nada serius


“he-eh” kata Kath


“kalian udah jadian ya?” tanya Danny lagi


Kath mulai gusar dengan pertanyaan Danny dan nada suaranya yang introgatif


“bisa ga sih nanyanya ga kayak nanyain tersangka?” kata Kath sebal


“maaf Kath, aku Cuma pengen tau”


“iya, aku jadian sama Don”


“for God’s sake, Kath! Kok kamu sama sekali ga cerita!”


“aku-aku.. aku kira kamu bisa nebak” jawab Kath terbata-bata, padahal Kath emang malas bercerita takut Danny ga setuju


Danny menggelengkan kepalanya


“apa? Maaf Dan. Aku bener-bener minta maaf. Harusnya aku cerita” kata Kath dengan nada menyesal


“Kath,kamu udah ga anggap aku temen lagi apa?” tanya Danny


“masih Dan,kamu kan sahabat aku. Aku minta maaf” Kath hampir menangis


“tapi kamu.. aku bener-bener ga percaya” nada Danny agak terdengar dramatis


“Danny!” Kath sudah hampir menangis


Danny hanya diam


“Danny maaaaaaaf~” tangisan Kath meledak, ia memeluk Danny


Danny tersenyum


“jadi?”


“jadi apa?” tanya Danny


“aku dimaafin ga?”


“umm.. sebelum aku jawab aku mau bilang. Kena deeeh! Aku kan ga marah! Aku Cuma akting doang. HAHAHAHAHA”


“Danny!” kali ini Kath memekik marah dan cemberut


“hehe.. abis tadinya mau berhenti pura-pura marah eh ga jadi gara-gara kamu belum nangis” goda Danny


“ga lucu tau! Bego!” maki Kath


“bego? Yaudah”


“Danny!” teriak Kath


“apa?”


“berhenti bersikap konyol!” kata Kath sebal


“haha.. iya!” Danny merangkul Kath dan memeluknya dengan sayang.


“Kath! Jorok tau ga sih!” ternyata Kath mengelap airmatanya ke kemeja Danny, Kath malah tertawa terbahak-bahak.


Besoknya Kath mendengar berita bahwa pacar Kyo sudah kembali ke rumah Kyo, hubungan Kath dengan Don pun membaik. Mereka seperti kebanyakan pasangan kebanyakan, kencan dan berduaan.


“Kath! Kamu harus ketemu sama pacarku! Udah saatnya aku kenalin sama temen-temen kantorku.” Kata Kyo


“waahh.. kapan dong? nanti pas gathering kantor”


Kath baru sadar kalau minggu depan kantornya mengadakan gathering, ia teringat Don, ia mungkin akan mengajaknya.


“wah iya!”


“nanti ajak pacar lama-baru kamu ya” kata Kyo


“hahaha.. okay”


Sorenya Kath menelepon Don untuk mengajaknya ke acara gathering kantornya.


“Don” kata Kath


“hai baby. Ada apa?” tanay Don


“minggu depan kosong ga?”


“wah kenapa?”


“ada gathering kantor. Aku pengen ngajak kamu”


“umm.. lemme check. Uumm.. seems like I can’t,babe” kata Don


“kenapa?” nada Kath terdengar kecewa


“ada kerjaan kantor yang penting banget” katanya


“yaaahh…”


“ajak Danny aja ya. Maaf banget ya”


“ya” Kath menjawab dengan singkat lalu menutup teleponnya.


Ga berapa lama ponsel Kath berbunyi


“Kath” panggil Don


“apa?” tanya Kath, ia masih berharap Don bisa menemaninya


“maaf sekali yaa.. aku agak sibuk minggu depan”


Kath menarik nafas panjang lalu dihembuskan pelan-pelan


“iya sayang. Aku gapapa”


“makasih ya. Bye Kath”


“bye”


Kath benar-benar sedih lalu ia menelepon Danny


“Dan!” kata Kath dengan manja


“apa?”


“mau temenin aku ga ke gathering kantor?”


“kapan?”


“minggu depan”


“okaaayy.. asal ada makanannya”


“iya! Jemput ya nanti”


“oke”


“thanks Dan! Bye”


“bye”


Minggu depannya Kath sudah siap pergi dengan dress pink simplenya. Hari itu Danny muncul dengan polo shirt dan celana jeans.


“siap tuan putri?” tanya Danny


“heeey!”


Mereka tertawa dan segera masuk mobil porsche Danny.


Gathering Belle magz sangat ramai, kue, makanan ringan, beer sampai champagne tersedia. Kath mengobrol dengan teman-teman wanitanya sedangkan Danny mengobrol dengan Boss Kath, Jo.


Sosok yang Kath kenal mendekatinya, itu Kyo dan pacarnya.


“Kaaaaaatttthhh!” panggil Kyo


“hai Kyo” pandangan Kath tertuju pada pria yang ada di samping Kyo


“ini yang aku bilang pacarku itu looh!” kata Kyo sambil tertawa


“owh..” Kath mengangguk


“kenalan dulu dong atau kalian udah saling kenal?” tanya Kyo


“oowwhh.. belum kok. Tapi sebentar ya, aku ajak Danny ke sini ya”


Beberapa detik kemudia mereka berempat sudah bertemu


“hai Dan! Kenalin ini pacarku” kata Kyo pada Danny


Wajah Danny bingung, ia berpikir mainan apa yang sedang terjadi? Ia mengerling pada Kath tapi ia terlihat santai tapi rahangnya mengaras dan tangannya tegang yang menandakan ini buka permainan.


“ayo dong kenalan” desak Kyo


“okay. Haai.. aku Kath, teman Kyo di kantor” kata Kath


Pria itu ragu-ragu mengulurkan tangannya


“Don Flack” katanya, Kath berjabat tangan dengan keras


“ini temanku Danny, kalian saling kenal?” tanya Kath


“hai Don!” kata Danny


“oh iya! Don, kamu kenal Danny? Dia kan tim forensik di NYD” kata Kyo


Don hanya mengagguk

“ga nyangka kamu disini, aku kira kamu banyak tugas” kata Danny sambil tersenyum, Don sama sekali ga menjawab


“Kath, mana pacar baru kamu?” tanya Kyo


“apa pacar? Emang aku pernah cerita tentang pacar ya?” Kata Kath sambil tertawa


“iihhh serius! Mana pacar kamu?”


“pacarku? Aku baru aja putus beberapa detik yang lalu” kata Kath sambil menatap tajam pada Don


“maksudnya?”


“maksudnya, aku memang ga punya pacar. Aku kira dia pacar ternyata aku lagi kena pengaruh obat”


“waaahh… jahat banget” kata Kyo


Kath hanya tersenyum dan segera permisi bersama Danny


Wajah Kath tetap datar, dia terlalu sakit dan terlalu malas buka mulut soal kejaidan tadi. Ia masih ga percaya lelaki yang ia tunggu akhirnya kembali dan akhirnya putus dengan sangat tragis.


Kath masih mengingat kapan mereka bertemu lagi, sarapan bersama, sampai janji-janji Don di kamar tidur Kath, Bullshit. Semuanya bullshit! Kath menggeleng-gelengkan kepalanya, ia merasa sesak ia duduk di kursi taman dan menutup matanya. Danny yang melihatnya merasa tidak berdaya tidak bisa melakukan apapun.


“pulang yuk” ajak Kath


“hah? Ga mau sampai beres?”


“ga ah. Males. Mending di rumah nonton film romantis ketimbang disini liat cerita cinta memuakan” kata Kath sambil memandang Don dan Kyo yang mengobrol dengan Boss Jo. Dari kejauhan Don masih melihat ke arah Kath.


“yaudah kita pulang” kata Danny


“yuk!”


Di dalam mobil mereka tetap terdiam.


“kamu tau, aku kaget banget” kata Danny


Kath masih diam


“aku ga percaya” kata Danny, Kath hanya mengerling dan kembali memandangi jalanan


“kamu sedih ga?” tanya Danny


“biasa aja”


“kok?”


“abis gimana, aku juga kayak ngerasa ga yakin ama Don. Aku Cuma ngerasa udah buang-buang waktu aja”


“jadi?”


“jadi apa?”


“jadi kamu mau gimana? Ga mau bilang putus langsung gitu?” tanya Danny


“engga ah males. Dia juga udah tau kalau kemunculan dia di pesta itu udah jadi pengganti kata-kata putusku”


“okay”


Mereka terdiam lagi


“sekarang mau gimana?”


“ga gimana-gimana. Kenapa?”


“ga mau cari pacar?”


“engga ah. Males. Mau nunggu yang pas aja. capek kayak gini. Biar Tuhan aja yang nentuin”


“uumm.. ga mau mencari?”


“ga, maunya dicari”


“kalau gitu, udah ketemu?”


“ga secepat itu, Danny!” kata Kath


“kamu udah ngerasa ditemuin?”


“Danny!”


“kalau aku yang nemuin kamu gimana?”


“apa?”


“kalau aku yang ditakdirkan Tuhan gimana?”


“jangan ngaco ah!”


“hahaha.. ngaco ya?”


“iya! Anterin aja deh kerumah ga usah banyak omong!”


“haha.. iya maaf”


Padahal kata-kata Danny tadi serius, Danny memang menyukai Kath sejak mereka di High School tapi Kath ga pernah ngasih tanda atau sinyal kalau dia suka, maka dari itu Danny Cuma bisa bersahabat dengan Kath agar ia menjadi dekat, ternyata sampai sekarang Kath masih sama, masih tidak menyukainya. – pikiran Danny


‘what the heck is he doing?’ batin Kath. ‘apa dia serius? Ngerasa udah nemuin, segala bilang aku ditakdirkan sama Tuhan. Ngaco banget tuh si Danny. Tapi apa bener ya dia itu takdir aku? Tapiiii….’ Banyak spekulasi di otak mereka berdua, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.


“udah sampe Kath” kata Danny


“thanks ya”


“jadi?”


“jadi apa lagi?”


“jadi kita masih temenan kan?” tanya Danny canggung


“iya laaaahh~ kamu anggep kita lagi apaan? Musuhan? HAHAHA” jawab Kath bercanda


“bye Kath” kata Danny dengan sedikit berat


“bye Dan” Kath melihat kearah Danny dan merasa ada sesuatu yang membuatnya memanggil sahabatnya itu


“Dan!”


“ya?”


“ga mau kasih pelukan buat sahabat kamu dulu nih sebelum pulang?” kata Kath menggoda


Danny berbalik dan tersenyum lalu menghampiri Kath di depan pintunya


Danny memeluk Kath dengan sayang, Kath melingkarkan tangannya di leher Danny dan mencium bibir sahabatnya dengan lembut, Danny terlihat kaget tapi tidak menolak.


“I..”


‘sssttt’ kata Kath lalu menciumnya lagi


Ketika mereka sadar, mereka tersenyum.


“okay.. byebye.. my bestfriend Danny Messer. Ati-ati ya” kata Kath


“bye Kath” kata Danny sambil tersenyum dan menuruni tangga menuju mobilnya.


Kath segera masuk rumahnya, Danny segera masuk mobil.


Kath masih memegangi bibirnya dan tersenyum dibalik pintu.


Danny masih tersenyum dan memegangi kepalanya, rasanya seperti terbang.


Danny kembali keluar dan mengahmpiri rumah Kath dan mengetuknya


“hai Dan! Apa lagi?”


Seketika Danny mencium Kath lagi dengan lebih panas


“hey-heeyy” kata Kath


“I Love You” kata Danny dengan nafas terengah-engah


Kath mengangkat sebelah alisnya


“I Love you Kathlen”


Kath tersenyum dan bilang “I love you too,Danny”

SELESAI








Terinspirasi dari tokoh di TV Seri CSI: NY. Donald Flack dan Danny Messer. Dua-duanya tokoh kesukaan gw,gw lebih suka sama Danny sebagai pacar karena dia mirip adit, kalau Flack gw bikin antagonis karena dia emang ada tampang playboy. Haha.. selamat membaca!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengikut