RSS

Bunga Mawar Untuk Senpai

Title : Bunga Mawar Untuk Senpai (先輩のためのバラ or Senpai no tame no bara)

Author : Sexy Yellow Duck

Cast : Sora Yamanaka, Aoyama Hide, Rei, Ryouta, dan Ibu

Disclaimer : I own this story, kalau mau pinjem tulisan plis kasih tau sumbernya. hehe.. sankyu :)

Genre : Teen Love

Rating : T

Summary : Sora menyukai seniornya, akankah ia berani menyatakan cintanya di hari kelulusan seniornya?

Sora berlari kecil di sekitar gedung aula sekolahnya, Sora terus menggenggam bunga mawar yang berjumlah 14. Matanya mencari-cari seseorang di tengah keramaian pesta kelulusan kelas 3 sekolahnya. Nafas Sora lama kelamaan terengah-engah, ini putaran kelimanya di sekitar aula. Ia sudah mencari ke dalam aula dan halaman luar sekolahnya tapi hasilnya nihil.


Sora berhenti di keran minum sekolahnya, ia minum tergesa-gesa. Ia tersedak dan akhirnya terduduk di dekat keran dan menyandarkan kepalanya pada tembok terdekat. Matanya terpejam dan pikirannya mengembara pada kejadian 1 tahun yang lalu.


Keadaan Sora waktu itu tidak beda jauh dengan sekarang,kelelahan. Bedanya dulu ia kelelahan karena abis mengikuti lari marathon angkatan, ia minum di keran minum dekat lapangan sekolahnya, badannya pegal-pegal. Tiba-tiba sebuah bola menghampirinya dan tak lama seorang laki-laki menghampirinya


“tolong ambilin bolanya dong!”


Sora berdiri dan memberikan bola pada laki-laki itu


“makasih” kata laki-laki itu ramah


Sora masih setengah sadar ketika dia menyadarai betapa menariknya lelaki tadi, ia segera mencuci mukanya dan berjalan menuju lapangan.


Sora langsung menemukan sosok lelaki tadi, ia bermain bola dengan bagus. Lelaki dengan nomer punggung 14, berambut pendek berwarna cokelat berkaus biru, bercelana putih. Sosok itu menggelitik pikiran Sora untuk beberapa saat, ia bertambah terbelalak ketika laki-laki itu berhasil mencetak goal dengan bicycle kicknya. Teman-temannya menghampirinya dan memeluknya sambil tertawa lebar. Sora terpaku di tempatnya dan hanya bisa memandangi laki-laki tadi, sampai akhirnya laki-laki itu berdiri kurang dari 20 cm di depan Sora, Sora hanya menahan nafas. Sore itu Sora pulang dengan mengingat laki-laki tadi yang paling ia suka adalah ketika laki-laki tadi rambutnya menari-nari karena tertiup angin, keringat yang menetes di wajahnya menambah kesan sporty. Sora menghela nafas bahagia.


Sora kaget setengah mati ketika ia menyadari sosok laki-laki itu di dalam kelasnya. Laki-laki itu ternyata sedang mengobrol dengan salah satu temannya,Ryouta. Mereka terlihat akrab, Sora hanya bisa memandangi dari mejanya, dan ketika laki-laki tadi keluar kelasnya ia segera menghampiri Ryouta.


“Ryou!” panggil Sora


“heeeh?” jawab Ryouta sambil menengok


“cowok tadi tuh siapa?”


“kenapa?”


“gapapa. Cuma tanya, aku ga pernah liat dia soalnya”


“hhmm.. dia seniorku di klub sepak bola”


“owwhh.. gitu. Pantes ga pernah liat. Siapa namanya?”


“hhmm.. Aoyama Senpai. Kenapa?”

“gapapa”


Sora segera kembali ke tempat duduknya

‘Aoyama Senpai, namanya’ batin Sora


Besoknya sora mulai mencari dimana kelas Aoyama Senpai, sayangnya ia harus mencari manual di absen sekolahnya karena ia tak mungkin menanyakan kelas Aoyama Senpai pada Ryouta, nanti ia dikira suka pada Aoyama, padahal kan memang kenyataannya begitu.


“Miyuuuuuu…” Sora kaget ketika sesorang tiba-tiba menabraknya dari belakang ketika ia sedang berjalan di koridor sambil melihat absen mencari nama Aoyama


“eh maaf yaa” kata gadis itu pada Sora, Sora hanya tersenyum dan kembali mencari di absen


“eh Miyu, nonton sepak bola yuk hari ini”


“dimana?”


“di lapangan kota, lagi ada kompetisi junior tau!”


“masa?”


“iya! Ayoo dong! Aoyama dari kelas 2-5 main tau!” kata gadis itu sambil tersenyum


“serius?”


Gadis tadi mengangguk

“mau aja sih tapi jam berapa?”


“jam 3”


“aaahhh.. hari ini aku ada les”


“aahh.. sayang banget! Cabut les aja”


“ga bisaa.. mamaku yang nganter”


Sora mendengarkan dengan seksama apa yang kedua gadis itu bicarakan, Sora langsung berlari menuju kelas, ia mencari absen kelas 2-5.

‘ketemu!’ gumamnya dalam hati


‘Aoyama Hide’ katanya lagi, ia segera melipat absen itu dan memasukannya ke buku diarinya. Ia teringat kata-kata gadis tadi kalau Aoyama akan bermain di lapangan kota, Sora berharap ia bisa menonton pertandingan itu juga, teringatlah ia pada Ryouta.


“Ryou!” panggil Sora

Kali ini Ryouta hanya menoleh


“hari ini ada pertandingan di lapangan kota?” tanya Sora


“iya”


“waahh~ seruu!”


“kenapa?”


“aku pengen nonton. Dimana aku bisa beli tiketnya?”


“eh? Tiket? Aku masih punya 1 sih, ini untuk si Inoe tapi tiba-tiba si bodoh itu membatalkan. Ini

buat kamu aja”


“eh serius?”

Ryouta hanya mengangguk


“makasih ya!” kata Sora sangat bahagia, rasanya Sora ingin memeluk Ryouta tapi niat itu ia urungkan karena ia hanya ingin memeluk Aoyama Senpai.


“halo, Ibu” Sora menelpon Ibunya


“ya?”


“ha-hari ini a-aku mau pulang sore, aku ma-mau nonton pertandingan bola di lapangan kota”


“hah? Sejak kapan kamu suka bola?”


“se-sejak hari ini. sudah ya bu. Dadah”


Sora menghela nafas dan segera keluar sekolah dan mencari angkutan menuju lapangan kota. Ini adalah pertama kalinya ia menonton pertandingan langsung.


Ia bertemu teman-teman sekolahnya yang lain yang membawa bendera dan panji-panji sekolah untuk mendukung sekolahnya. Ia segera mencari tempat duduk yang tertera di tiket.


Pertandingan pun dimulai,Sora sangat terpana melihat permainan Aoyama Senpai, umpan-umpannya yang akurat dapat merepotkan barisan pertahanan lawan, walaupun hari ini ia tidak mencetak gol tapi ia bermain sangat baik dan membawa sekolah Sora menang di putaran pertama ini.


Besoknya sepulang sekolah Sora langsung pergi menuju lapangan untuk melihat tim sepak bola sekolahnya latihan, ia duduk bersama teman-teman yang menonton latihan tim sekolahnya, mereka berteriak-teriak menyemangati kadang-kadang mereka bernyanyi. Untuk Sora ini adalah pertama kalinya ia menonton latihan sepak bola, ia disini tak lain dan tak bukan karena ingin melihat Aoyama Senpai.


Makin hari semakin banyak yang menonton latihan akhirnya di akhir minggu Sora mendengar perempuan-perempuan meneriaki nama Aoyama Senpai, ternyata Aoyama Senpai sangat terkenal di antara para siswa perempuan di sekolahnya, tapi kalau terkenal mengapa Sora baru mengetahui Aoyama sekarang??


Sora menghela nafas, kali ini Sora mengingat kejadian ketika ia datang di musim dingin ke sekolah hanya ingin melihat tim sepak bola sekolahnya latihan, tetapi ketika ia datang ke lapangan ternyata lapangannya kosong, tidak ada seorang pun disana. Sora duduk dan memandangi lapangan kosong, tiba-tiba sesorang menendang bola ke arah lapangan, Sora segera melihat ke arah tendangan bola. Aoyama Senpai yang menendang, Sora terpaku dan menunduk. Akhirnya Aoyama Senpai latihan sendirian dan hanya Sora yang menontonnya.


Besok-besoknya Sora kaget ketika ia dipanggil di kantin


“heh kamu!” panggil Aoyama Senpai


“eeeh.. iya kak. Ada apa?” tanya Sora


“kamu yang kemarin datang ke lapangan pas musim dingin itu kan?”


‘dheg’ Sora kaget ternyata Aoyama Senpai masih mengingatnya


“i-iya. Kenapa?”


“gapapa” kata Aoyama sambil tersenyum dan berlalu


Rasanya Sora ingin meleleh


Besok-besoknya Sora tidak pernah absen menonton latihan tim sepak bola sekolahnya latihan sampai akhirnya sekolah Sora menang kejuaran junior tingkat wilayahnya. Sora juga mulai tidak ketinggalan menonton pertandingan yang dilakukan oleh tim sepak bolanya.


Sampai-sampai ibu Sora sangat kaget ketika tau Sora menjadi penggemar sepak bola, Ibu Sora hanya bisa menggelengkan kepala ketika tahu Sora menghabiskan uangnya untuk menonton pertandingan tim sekolahnya.


Suatu hari di bulan Mei, ketika ulangan akhir semester diadakan. Mulai dari situ Sora menjadi jarang menonton latihan tim sepak bola sekolahnya, apalagi menonton pertandingan di lapangan kota. Secara otomatis pikiran tentang Aoyama Senpai teralihkan, sekarang ia hanya memikirkan sekolahnya, sampai suatu hari ketika ia pulang kehujanan, Aoyama Senpai mau berbagi payung sampai Sora akhirnya mendapatkan angkutan umum, “Sora adalah fans yang paling ia sering lihat” itulah alasan mengapa Aoyama ditanya, jelas saja dikenal Sora selalu duduk di bangku depan.


Kembali pada realita, Sora masih duduk bersandar tembok dan terus memandangi lapangan, lapangan dimana ia merasa jatuh cinta pada Aoyama Senpai, lapangan dimana ia hanya bisa memandangi Aoyama dari kejauhan, dan berharap suatu hari nanti Aoyama bisa tahu dan menyukainya.


Sora akhirnya berjalan lemas menuju halaman aula untuk bertemu teman-temannya. Ia melihat Ryouta bersama yang lainnya. Ia mungkin menyerah mencari Aoyama, tapi dalam hatinya masih menginginkan mencari Aoyama. Ia teringat kata-kata Rei ketika ia bilang ia menyukai Aoyama Senpai dan bingung mau gimana karena sebentar lagi Aoyama lulus, maka Rei menyarankan untuk memberikan bunga mawar untuk Aoyama karena memang bunga ketika kelulusan adalah hal yang tak terpisahkan. Maka dari itu disinilah Sora dengan keempatbelas bunga di tangannya.


“Rei!” panggil Sora


“hei! Gimana?”

Sora hanya menggeleng


“ya ampuunn.. kamu udah cari di semua tempat?”

Sora mengangguk


“yakin?”

Sora mengangguk lagi


“aku kenapa sih?! Ga harus ngasih bunga kan gapapa, lagian kalau dia udah tau aku suka terus kenapa? Kan siswa perempuan yang lain pun udah teriak-teriak” kata Sora sedih


“gak gitu, anggap aja kamu ngasih kenangan-kenangan terakhir untuk senpai”


“tapi..”


“dia pasti suka” kata Rei menghibur


“yaudah aku cari Aoyama lagi ya”


“yaudah! Semangaaaat yaaa~” kata Rei menyemangati


Sora berdiri dan berjalan menuju aula, ia mengingat-ingat tempat kesukaan Aoyama selain lapangan, tiba-tiba ia ingat satu tempat yang bisa memandang langit, tempat dimana biasanya Aoyama mencari inspirasi, Sora segera berlagi menuju atap gedung sekolahnya. Ia berlari walaupun nafasnya sudah terengah-engah.


“Aoyama Senpai!” teriaknya sambil membuka pintu


Dan disanalah seorang sosok berdiri menghadap aula, ia masih menggunakan jas lengkap, ditangannya tergenggap sebuah harmonika.


“ada apa?” tanya laki-laki itu santai


Nafas Sora masih memburu, Aoyama lalu mendekati Sora.


“suporter yang biasanya, ada apa?” tanya Aoyama ramah


“kenapa ga ada di aula?” tanya Sora


“oh itu, ga mau. Terlalu banyak orang, aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada sekolah ini dengan cara yang lain” kata Aoyama


“kalau kamu ada apa?” tanya Aoyama pada Sora


“eh-eh itu” Sora memandang bunga mawar yang dibawanya kelopaknya ada yang sudah lepas


Aoyama menaikan sebelah alisnya, Sora mengingat kata-kata Rei “kalau ga dicoba kan ga bakal tau”


Akhirnya Sora memberanikan diri setelah nafasnya membaik.


“Senpai ini ada bunga mawar”


“heeeh? Buat aku? Serius?”

Sora mengangguk


“makasih loh. Ini pertama kalinya aku dikasih bunga”

Sora tersenyum


“Aku suka sama Senpai” kata Sora tiba-tiba


“hah?”


“aku suka senpai dari pertama aku liat senpai, aku mau ngasih bunga ini jadi kenang-kenangan terakhir senpai di sekolah ini” kata Sora sambil menunduk


“makasih ya” kata Aoyama sambil memeluk Sora dari belakang


“doakan aku ya semoga bisa lolos seleksi beasiswa di universitas T” katanya lagi


Sora hanya bisa mengangguk, jantungnya berdetak kencang, Aoyama masih memeluknya.


“kenapa senpai ga turun? Banyak yang nyari senpai pasti.” tanya Sora di sebelah Aoyama


“kenapa ya? Abis aku masih mau disini sih, aku sedang mengingat-ingat kejadian ketika aku masih kelas 1 dan 2. Haha.. sangat menyenangkan, ga terasa sudah 3 tahun aku sekolah disini, padahal berasa baru kemarin aku mendaftar jadi anggota klub sepak bola, sekarang aku harus lanjut ke universitas, semuanya pasti beda” kata Aoyama sambil menerawang, Sora yakin kalau Aoyama merasa khawatir


“Senpai ga usah khawatir. Semuanya tetap sama, senpai Cuma harus terbiasa aja keadaan yang baru. Nanti juga senpai masih bisa main sepak bola kesukaan senpai kan?”


“iya” Aoyama tersenyum


“makasih ya.. ngomong-ngomong siapa namamu?”


“Sora Yamanaka” jawab Sora sambil tersenyum


“kalau gitu, yuk kita turun Sora!” ajak Aoyama


Aoyama menggandeng tangan Sora


“jangan khawatir lagi ya Senpai” bisik Sora, Aoyama tersenyum, mereka berdua turun menuju aula.


“Soraaaa…” panggil Rei


“ya?”


“udah ketemu sama sanpai?”

Sora hanya diam


“udah ketemu belum? Dia ada di aula tuh” kata Rei lagi


“udah kok”


“kapan?”


“tadi”


“terus, bunganya udah dikasih?”


“udah kok”


Sora lalu berjalan menuju kursi taman lalu duduk dan memjamkan matanya. Ia merasa sangat bersyukur bisa kenal dengan Aoyama Senpai dan berhasil menyatakan kekagumannya sebelum semuanya terlambat, ia bersyukur bahwa ia masih bisa melakukan sesuatu sebelum senpai benar-benar lulus.

SELESAI

Epilog


Sora dan teman-temannya berjalan pulang tiba-tiba seseorang memanggil Sora.


“Soraaaaa...”


Sora menoleh, disanalah Aoyama berlari kearahnya lalu tanpa banyak bicara ia memeluk Sora sambil mengangkatnya


Sora kaget dan hanya bisa terdiam


“ada apa?”


“kamu tau, aku keterima di universitas T” kata Aoyama sambil tersenyum haru


“waaahhh~ selamat ya” kata Sora ga kalah bahagia


“makasih ya Sora, makasih banget” Aoyama mendaratkan ciuman di kening Sora, semua orang yang melihatnya terbelalak kaget tapi tidak mengatakan apa-apa


“iya, sama-sama ya Senpai. Selamat berjuang di universitas ya! Tunggu aku disana!” kata Sora, Aoyama mengangguk


“aku pulang dulu ya,senpai. Dadah”


“oke. Makasih sekali lagi”


Aoyama dan Sora berpisah jalan, mereka saling tersenyum.


Rei hanya bisa memandang aneh kearah Sora.


“Sora.. kamuu..” kalimat Rei tidak diteruskan, ia melihat Sora menjawabnya hanya dnegan gelengan kepala.




Terinspirasi dari ‘Aoyama Hide-Kun’ yang jago main futsal, dan merasa sangat bersyukur karena bisa satu kelas walaupun jarak angkatannya lumayan jauh. Hehe.. suka banget waktu liat senpai rambutnya kena angin dan keringetan gara-gara main futsal. Makasih ya Tuhan udah ngasih kesempatan saya ketemu ‘Aoyama Hide-Kun’ walaupun ga akan kenal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Pengikut